Rabu, 17 September 2008

MENTARI

Bagiku cinta adalah kehidupan
Dimana cinta itu bisa datang
Tanpa direncanakan
Membuat hati setiap insan
Melayang dalam kelembutannya

Cinta bisa jadi lebih bermakna
Dan lebih berarti
Jika kita bisa mempelajari
Bagaimanakah cinta itu

Jika cinta seperti mentari
Yang telah setia menemani bumi
Atau seperti rembulan
Yang selalu menerangi kegelapan

SAHABAT

Sahabat itu seperti bintang
Walau jauh dia tetap bercahaya
Meskipun kadang dia menghilang
Tapi dia tetap ada
Tak mungkin dimiliki
Tapi tak bisa dilupakan
Dan selalu ada didalam hati

Sahabat itu seindah pelangi disenja hari
Sebening embun di pagi hari
Seelok syair menyentuh sanubari

SENDIRI

Ingin ku sendiri disini
Karena ku tak mau menyakiti seseorang
Apalagi banyak orang
Dosakah yang aku inginkan?
Dosakah yang aku perbuat?
Harus bagaimana aku hidup ini
Tanpa menyakiti hati seseorang
Apa yang harus aku perbuat

Ya Tuhan...
Tunjukkan jalan lurusmu
Untuk diriku ini

Rabu, 10 September 2008

Situasi Mengerikan

Pada tanggal 31 Agustus 2008 saya bersama keluarga pergi ke Probolinggo. Kami berangkat pulang sekitar pukul 18.30. Hampir akhir perjalanan pulang kamipun tidak tahu harus ke arah mana karena itu baru pertama kalinya kita semua ke Probolinggo. Dan kami sekeluarga mulai panik karena kita sampai di Sidoarjo pada tempat pengungsian lumpur lapindo. Kamipun bingung karena semakin kita jalan lurus jalan disana semakin sepi dan sunyi. Dan bau dari lumpur itu sangatlah tidak enak dan cuaca disana sangatlah panas. Pada awalnya kita membelakangi suatu mobil yang melaju dengan kecepatan yang cukup kencang didepan kami sehingga kami tidak mampu untuk meneruskan perjalanan dengan cara membelakangi mobil tersebut, karena mobilnya sangat kencang sekali. Dan kami tidak memungkinkan untuk membelakanginya karena jalan disana tidak mulus seperti jalan raya biasanya tapi jalannya berliku dan berpasir sehingga jalannya agak licin.
Kami berusaha untuk mencari jalan keluar kesana dengan hati yang deg-degan karena takut tidak sampai rumah. Tapi pada akhirnya kita malah sampai di tengah-tengah lumpur lapindo dan kami kiranya kita tidak bisa keluar dari sana. Kami semua berdo'a agar sampai rumah dengan selamat. Dengan jalan yang hati-hati kamipun akhirnya menemukan titik terang karena ada seseorang yang menunjukkan jalannya. Dan kamipun bisa melewatinya dengan selamat. Tapi saya juga senang dengan perjalanan tersebut meskipun menakutkan karena perjalanan tersebut dapat menambah pengalaman saya.